ILMU EKOLOGI LINGKUNGAN TERNAK



SEJARAH EKOLOGI
           
            Ilmu lingkungan menjadi perhatian yang sangat serius hampir diseluruh belahan dunia terutama terjadi dalam tahun 1972 yang diselenggarakannya Konperensi PBB tentang lingkungan hidup  sedunia di Stockholm, yang dikenal dengan komperensi  Stockolm jatuh pada tanggal 5 Juni dan disepakati sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Dari hasil komperensi  tersebut lahir satu badan yang mengurus permasalahan-permasalahan lingkungan hidup dunia yang tergabung dalm PBB adalah UNEP ( United Nations Environmental Programme ).
            Di Indonesia  pertama sekali dipopulerkannya permasalahan lingkungaan hidup ini adalah  pada tanggal 15-18 Mei 1972  dengan diadakannya seminar pertama tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembanguan Nasional  oleh universitas Pajajaran di Bandung, yang  merupakan tonggak sejarah bagi Indonesia untuk memulai melihat permasalahan –permasalahan lingkungan hidup.
            Permasalahan lingkungan hidup sebenarnya sudah ada sejak  manusia ada di jagat raya ini ,berbagai permasalahan muncul disebabkan oleh karena manusi menggunakan alam semesta ini sebagai lingkugan hidupnya, sebagai sumber dayanya, Oleh sebab itu kita melihat berbagai petunjuk yang terjadi merupakan awal terjadinya kerusakan lingkungan dimuka bumi ini, seperti perubahan iklim, bencana alam, kepunahan hewan dan tumbuhan, serta berbagai pencemaran lingkugan hidup.
            Para ahli lingkungan hidup dapat memperkirakan umur bumi ini sudah mencapai lebih kurag 5 milyar tahun . Pada awalnya diperkirakan bumi tidak terdapat Oksigen  (O2 ), sedangkan kadar karbondioksida (CO2) sangat tinggi. Pada waktu itu di atmosfir belum  ada kehidupan. Kira-kira 4,5 milyar tahun yang lalu mulailah terdapat acairan di muka bumi, sehingga dimulainya suatu kehidupan yang sangat sederhana dalam bentuk molekul organic yaitu zat hijau daun (klorofil). Dengan terbentuknya klorofil menjadi awal mulanya terjadi proses kehidupan yaitu proses fotosintesis. Dalam proses  ini makhluk hidup yang berklorofil  mengolah karbondioksida (CO2) dan air degan bantuan sinar matahari sebagai sumber energi akan terbentuk zat-zat organic dan oksigen.  Dengan berkembangnya organisme berklorofil  proses fotosintesispun  makin berkembang sehingga menyebabkan kadar karbondioksida dalam atmosfirpun makin berkurang dan kadar oksigen semakin bertambah.
            Proses ini selanjutnya memungkinkan terbentuknya lapisan ozon  di atmosir atas (Stratosfer), sehingga bumi terlindung dari sinar matahari bergelombang pendek yang dapat memaatikan makhluk hidup. Dengan terbentuknya lapisan ozon kehidupan yang semula hanya ada di dasar laut yang paling dalam kemudian menyebar kepermukaan laut bahkan semakin sempurnanya perlindungan oleh lapisan ozon maka kehidupan juga terbentuk di darat terutama organisme-organisme Aerob, yang membutuhkan oksigen bebas dari udara sehingga lambat laun terbentuklah organisme bersel satu  dan ber sel banyak yang tersusun dalam bebtuk struktur yang kompleks dan teratur sehingga terbentuklah suatu sistem.
            Demikianlah awal sejarah terbentuknya suatu lingkungan hidup yang tidak terjadi begitu saja melainkan terjadi dengan berbagai proses-proses secara alamiah, disamping itu hal-hal yang mungkin terjadi juga berlangsung secara alamiah  seperti terbentuknya pegunungan dan berbagai fluktuasi – fluktuasi  yang memungkinkan akan terjadi perubahan-perubahan dalam lingkngan hidup makhluk hidup, seperti kepunahan hewan-hewan purba kala. yang masih kita ingat seperti Dinousaurus bahkan nenek moyang manusia sekalipun seperti, Australopithecus africanus dan  Australopithecus robustus, Homo erectus di Afrika, manusia  Neanderthal di Eropa dan Timur Tengah. Serta manusia primitive Solo di Jawa. Mereka punah diperkirakan karena terjadinya kompetisi terhadap sumber daya, bencana alam, perubahan iklim dan wabah penyakit, semua ini menjadi tolak ukur permasalahaan lingkungan hidup yang dicermati oleh setiap manusia dari generasi ke generasi.
           























PENGERTIAN EKOLOGI

Pengertian Ekologi adalah  :  Suatu ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan ligkugannya. (Soemarwoto :1994). Kata Ekologi berasal dari bahasa Yunani,  Oikos yang berarti “ rumah atau tempat untuk hidup”.Secara harfiah, Ekologi adalah pengkajian organisme-organisme di rumahnya. Sehingga Ekologi dapat didefinisikan sebagai pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok-kelompok organisme terhadap lingkungannya, atau  suatu ilmu tentang hubungan timbal balik antara organisme hidup dan lingkungannya. Pengertian Ekologi ini pertama sekali dikemukakan oleh seorang ahli Biologi bangsa Jerman  yaitu: Ersnst Haeekel   pada tahun 1869.  (Odum : 1996).
Pemahaman terhadap ilmu Ekologi tidaklah dapat berdiri sendiri melainkan berkaitan erat dengan ilmu-ilmu yang lain seperti ilmu Biologi yang tergambar dalam bentuk potongan-potongan kecil  “kue lapis” biologi yang dapat dibagi secara mendatar kedalam bentuk dasar yaitu yang menjadi dasar dari seluruh bentuk-bentuk kehidupan seperti ilmu-ilmu Morfologi, Fisiologi, Genetika, Ekologi, Evolusi,Biologi Molekuler,dan Biologi perkembangan. Pembagian selanjutnya dengan cara fertikal yaitu suatu pembagian “Taksonomi”seperti ilmu-ilmu Zoologi, Botani, Bakteriologi, Entomologi, Ornitologi dan sebagainya, adalah pembagian-pembagian yang membahasKelompok organisme yang lebih terbatas lagi. Jadi jelaslah bahwa Ekologi merupakan  pembagian dasar dari Biologi tetapi merupakan bahagian yang sangat integral. Konsep di atas dapat diperlihatkan pada gambar di bawah ini :
             
Gambar : 1.1 Biologi  Kue lapis dengan pembagian Dasar dan Taksonomi.

            Suatu cara yang paling baik untuk membatasi  Ekologi mutakhir adalah  melalui sudut pandang tingkat-tingkat organisasi makhluk hidup yang dapat digambarkan sebagai suatu  Spektrum  Biologi “ seperti terlihat pada gambar di bawah ini :






 










Gambar 1.2. Tingkat-tingkat Spektrum Organisme.
            Tingkat Organisasi yang digambarkan dalam  spectrum ini adalah dimulai dari tingkat yang paling rendah dari suatu organisme yaitu  Gen, Sel, Organ, Organisme, Populasi,dan Komunitas, semua tingkatan ini termasuk ke dalam komponen Biotik yang setiap saat berinteraksi dengan Bahan dan Energi  sehingga menghasilkan system-sistem fungsional yang khas. Komponen-komponen yang secara teratur berinteraksi dan saling ketergantungan  membentuk system biologi yang disebut dengan Biosistem.
Dari tingkat spectrum organisme ini,  Ekologi  dapat dipandang pada sudut sebelah kanan yaitu diatas tingkat organisme, adalah  Populasi dan Komunitas. Yang menyatakan  sekelompok manusia dan golongan-golongan indifidu dari suatu jenis organisme apa saja dinamakan dengan populasi dan komunitas dapat diartikan semua populasi yang menduduki daerah atau suatu tempat tertentu. Komunitas dan lingkungan yang tidak hidup berfungsi dan saling beriteraksi membentuk  suatu system yang dikenal dengan Ekosistem.  Lebih lanjut dinyatakan bahwa system Biologi yang terbesar adalah  Biosfer atau Ekosfer yang  meliputi semua organisme-organisme hidup di bumi ini yang berinteraksi dengan lingkungan fisik yang merupakan satukesatuan yang sangat erat, sehingga terpelihara suatu system antara  Arus Materi dan Arus Energi
                  


PEMBAGIAN – PEMBAGIAN EKOLOGI

            Bidang Ekologi mempunyai cakupan yang amat luas namun dapat digolongkan menurut kajiannya yaitu :
1.      Autekologi  adalah  :  Ekologi yang yang mempelajari suatu jenis  (spesies organisme yang berinteraksi dengan lingkungannya , seperti aspek  siklus Hidup, adaptasi terhadap lingkungannya, sifat parasitis, atau non parasitis
2.      Sinekologi adalah :  Ekologi yang mengkaji berbagai kelompok organisme            sebagai satu kesatuan yang saling  berinteraksi  dalam satu daerah tertentu, Seperti Ekologi jenis, Ekologi populasi, Ekologi komunitas dan Ekologi Ekosistem.
3.      Pembagian menurut Habitat adalah :  Ekologi yang menunjukkan tempat-tempat suatu jenis atau kelompok jenis tertentu seperti, Ekologi bahari, Ekologi perairan tawar,Ekologi darat ataaaaau teresterial, Ekologi esturia  (muara sungaai ke laut), Ekologi padang rumput.
4.      Pembagian menurut taksonomi adalah :  Ekologi yang sesuai menurut sisti-Matika makhluk hidupnya, seperti Ekologi Manusia, Ekologi tumbuhan, Ekologi hewan,  (Ekologi serangga, Ekologi burung, Ekologi mikroba, dll ).     
           





HUBUNGAN EKOLOGI DENGAN ILMU-ILMU  YANG LAIN

            Ekologi adalah suatu ilmu yang tidak dapat dipisahkan dengan ilmu biologi dan juga dengan ilmu –ilmu yang lainnya  seperti :
1.      Ilmu Fisika  : Di dalam Ekologi   faktor-faktor fisik sangat berpengaruh terhadap peri kehidupan semua organisme seperti, sinar matahari, perubahan suhu, factor iklim, curah hujan,  daya serap tanah dan lain sebagainya.
2.      Ilmu Kimia : Di dalam Ekologi  proses-proses kimia  sangat berperan seperti, sintesis, analisis dan proses metabolisme  didalam dan di luar tubuh organisme.
3.      Ilmu Bumi dan Antariksa : berperan karena  Ekologi  berkaitaaan dengan berbagai proses yang dipengaruhi  oleh peristiwa-peristiwa siang dan malam, musim kemarau, musim hujan musim panas, musim dingin, musim gugur, grafitasi bumi, erosi, abrasi, sedimentasi dan lain sebagainya.
4.      Ilmu-ilmu sosial :  Hubungan ilmu social dengan  Ekologi  sangat penting apabila komponen manusia dimasukkan ke dalam cakupan ekosistem dan  Sosioekologi (Manusia dan lingkugan hidupnya}.
















                                                       
KONSEP-KONSEP EKOSISTEM

            Pernyataan organisme-organisme hidup dan lingkungan tidak hidupnya (abiotik) Berhuibugan erat tak terpisahkan dan saling pengaruh – mempengaruhi satu sama lain. Satuan  yang mencakup semua organisme  (komunitas) di dalam suatu daerah  yang saling mempengaruhi  dengan lingkungan fisiknya  sehingga arus energi mangarah ke struktur makanan, keanekaragaman biotik, dan daur-daur bahan yang jelas (pertukaran bahan-bahan antara bagian-bagian yang hidup dan yang tidak hidup) di dalam sistem merupakan sistem ekologi atau ekosistem. (Odum :1996).

Komponen-komponen ekosistem  terdiri dari :         

1.      Senyawa-senyawa Anorganik ( C, N, CO2, H2O, dll ).
2.      Senyawa-senyawa Organik ( Protein, Karbohidrat, Lemak, ) yang menghubungkan komponen biotik dan abiotik.
3.      Komponen fisik, terdiri dari faktor-faktor  penunjang ekosistem yang terdiri dari temperature, cahaya matahari, air  dan sebagainya.
4.      Produsen-produsen , yaitu organisme-organisme  Autotrofik,  yang mampu membuat makanan sendiri dari senyawa-senyawa anorganik menjadi senyawa organic.
5.      Makrokonsumen (fagotrof),  yaitu  organisme-organisme heterotrofik yang mencernakan bahan-bahan organic.
6.      Mikrokonsumen,  adalah organisme heterotrof  terutama bakteri dan cendawan yang merombak senyawa-senyawa  kompleks dari protoplasma organisme yang sudah Perkembangan dan evolusi
7.      mati, dikenal juga dengan nama organisme Saprotrof ( membusuk ).


            Berdasarkan  dari fungsional suatu ekosistem maka dapat dikatagorikan  beberapa komponen yaitu :
  1. Rantai-rantai makanan
  2. Siklus-siklus energi
  3.  Pola-pola keanekaragaman dalam waktu dan ruang
  4. Daur-daur makanan (Siklus Biogeokimia)
  5. Pengendalian  (Cybernetics).

Ekosistem adalah satuan fungsional dasar dalam ekologi, karena merupakan su yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan antara organisme-organisme ,komunitas-komunitas, (unsure biotic)  dengan  lingkugan abiotiknya. Masing-masing  saling mempengaruhi dan membentuk suatu keteraturan dan saling memelihara kehidupan secara terus menerus.
Konsep ekosistem pertama sekali dikemukakan oleh seorang ahli Ekologi  berkebangsaan Inggris yaitu : A.G. Tansley pada tahun 1935, yang mengambil rujukannya dari berbagai ahli ekologi lainnya seperti,  Karl Mobius  pada tahun 1877, menulis tentang komunitas-komunitan organisme dalam karang Oyster sebagai suatu Biocoenosis (dalam bahasa Jerman}, banyak lagi para ahli ekologi lainnya, G.F. Morozov  (1846-1903)  bangsa  Rusia yang menulis tentang Ekologi hutan. Yang memberikan penekanan pada  Biocoenosis, yang kemudian dikembangkan oleh ahli-ahli Ekologi Rusia  menjadi Geobiocoenosis.





























CONTOH-CONTOH EKOSISTEM
              
               Salah satu contoh dari banyaknya ekosistem di muka bumi ini  yang paling
sederhana adalah” ekosistem  kolam “ . Di dalam kolam terdapat empat komponen yang saling berinteraksi dan  menunjang berlangsungnya aktifitas   di dalam kolam tersebut, komponen-komponennya adalah :
A.    Senyawa-senyawa abiotik adalah : senyawa-senyawa anorganik  dasar seperti air, karbon dioksida,oksigen, kalsium, nitrogen, dan garam-garam posfor,asam amino  dan humus. Sebahagian kecil dari bahan makanan yang penting berada di dalam larutan yang siap dimakan oleh konsumen-konsumen kolam, dan sebagian  besar terdapat di dasar kolam dalam bentuk sedimen.

B.     Organisme-Organisme Produsen  :  Di dalam kolam  yang berperan sebagai produsen adalah tumbuhan berakar yang terdapat di dalam kolam, dan tumbuhan besar yang terapung  di permukaan kolam  biasanya pada kolam yang dangkal, kemudian tumbuhan kecil yang melayang di permukaan kolam yaitu Fitoplankton, seperti  Algae atau Ganggang yang hidup pada laaut  yang dangkal yang dapat ditembusi oleh cahaya      matahari.  Dalam  jumlah yang banyak, fitoplankton  ini dapat menyebabkan air kelihatan hijau.

C.     Organisme –organisme Makrokonsumen yaitu hewan-hewan yang memakan tumbuhan  (herbivora)  yang terdiri dari Zooplankton dan bentos. Konsumen  kedua terdiri dari karnivora  seranggapemangsa dan ikan-ikan yang memakan konsumen primer dan konsumen sekudar. Konsumen yang lain adalah Detritivor yang hidup dari hasil pembusukan bahan organic.

D.    Organisme Saprotrofik  yaitu mikro organisme seperti Bakteri air, Flagellata-Flagellata dan cendawan yang tersebar di seluruh permukaan kolam, dan juga terdapat di dasar kolam bersama dengan Lumpur yang menjadi tempat tumbuhan daaaan hewan .

            Tingkat stratafikasi di dalam kolam dapat dilihat mulai dari tingkat prodsen, yaitu pada  daerah paling atas sampai  pada tingkat paling bawah dimana terjadinya proses-proses pembusukan di dalam kolam, dapat dilakukan pengukuran – pengukuran sederhana yaitu dengan teknik  botol gelap dan botol terang”.

            Di bawah ini adalah diagram ekosistem kolam yang terdiri dari satuan : senyawa organic, produsen ,konsumen,dan saprotrop-saprotrop, system metabolisme di dalam  kolam berlangsung dengan bantuan energi sinar matahari,sedangkan laju metabolisme dan kemantapan nisbi kolam tergantung pada arus masuk, bahan-bahan dari hujan dan dari daerah pangairan kolam.


           












Gambar  2.1. Diagram Ekosistem Kolam





















ARTI LINGKUNGAN  HIDUP

            Semua makhluk hidup yang  hidup di muka bumi ini tidak lah sendirian, melainkan banyak  makhluk hidup dan benda –bendaa tidak hidup lainnya, Mereka bukan hanya hidup berdampingan, melainkan saling  ketergantungan satu sama yang lainnya. Sebagai contoh kita hidup sangat tergantung pada tumbuhan, hewan, bahkan mikro organisme.juga benda-da yang tidak hidup seperti oksigen, air, tanah, rumah dan lain sebagainya.

             Berdasarkan pengertian di atas maka dapat diartikan “Lingkungan Hidud” adalah : Suatu ruang yang ditempati oleh makhluk hidup bersama-sama benda yang tidak yang hidup dan saling membutuhkan {berinteraksi)  Lingkungan hidup bukan hanya untuk manusia, melainkan juga untuk semua organisme mempunyai lingkungan hidupnya masing-masing.  Ruang lingkup lingkungan hidup, dapat berarti sempit maupun luas. Seperti sebuah rumah dengan pekarangan yang kecil ,dalam arti luas seperti pulau Irian, Lapisan bumi dan udara  yang  ada makhluknya, dan Biosfer.

Sifat-sifat lingkungan hidup dapat ditentukan oleh   beberapa factor diantaranya adalah :

1.      Jumlah masing-masing jenis unsur ligkungan hidup, sebagai contoh dalam lingkungan hidup ada 10 orang manusia, seekor anjing, tiga ekor burung perkutut, sebatang pohon kelapa dan sebuah bukit batu, akan berbeda sifatnya  dari lingkungan yang sama besarnya tetapi hanya ada seorang manusia degan 10 ekor anjing tertutup rimbun  dengan pohon bambu dan rata tidak berbukit batu.
2.       Hubungan atau interaksi antara unsur-unsur dalam lingkungan hidup.Sebagai contoh  interaksi sosial manusia dalam lingkungan masyarakat, interaksi dengan sesama makhluk hidup, antara manusia dan hewan,juga dengan unsur-unsur abiotik lainnya
3.      Kelakuan  atau kondisi unsur-unsur lingkungan hidup. Sebagai contoh suatu lingkungan yang penduduknya  aktif dan bekerja keras, berbeda dengan lingkungan yang kuondisinya sama tetapi penduduknya santai dan malas. Demikian juga pada suatu lingkngan  dengan lahan yag landai dan subur, berbeda dengan lahan yang berlereng , tandus dan tererosi.




PENGERTIAN LINGKUNGAN


Kehidupan manusia  tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan  alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan.
Pengertian lingkungan  adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada di kampus, lingkungan biotiknya berupa teman-teman kampus, bapak ibu dosen serta karyawan, dan semua orang yang ada di kampus, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di pekarangan kampus, serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.
Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.



A.    LINGKUNGAN HIDUP

Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di bumi.
Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997,  lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Unsur Hayati (Biotik)
Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada di pekarangan kampus, maka lingkungan hayatinya didominasi oleh tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam kelas, maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia.
2. Unsur Sosial Budaya
Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.
3. Unsur Fisik (Abiotik)
Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur, munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain.
B.     KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP
Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam
Berbagai bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia telah menimbulkan dampak rusaknya lingkungan hidup. Dahsyatnya gelombang tsunami yang memporak-porandakan bumi Serambi Mekah dan Nias, serta gempa 5 skala Ritcher yang meratakan kawasan DIY dan sekitarnya, merupakan contoh fenomena alam yang dalam sekejap mampu merubah bentuk muka bumi.

Peristiwa alam lainnya yang berdampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:

1.      Letusan gunung berapi
Letusan gunung berapi terjadi karena aktivitas magma di perut bumi yang menimbulkan tekanan kuat keluar melalui puncak gunung berapi.
Bahaya yang ditimbulkan oleh letusan gunung berapi antara lain berupa:
1) Hujan abu vulkanik, menyebabkan gangguan pernafasan.
2) Lava panas, merusak, dan mematikan apa pun yang dilalui.
3) Awan panas, dapat mematikan makhluk hidup yang dilalui.
4) Gas yang mengandung racun.
5) Material padat (batuan, kerikil, pasir), dapat menimpa perumahan, dan lain-lain.

2.      Gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang bisa disebabkan karena beberapa hal, di antaranya kegiatan magma (aktivitas gunung berapi), terjadinya tanah turun, maupun karena gerakan lempeng di dasar samudra. Manusia dapat mengukur berapa intensitas gempa, namun manusia sama sekali tidak dapat memprediksikan kapan terjadinya gempa.
Oleh karena itu, bahaya yang ditimbulkan oleh gempa lebih dahsyat dibandingkan dengan letusan gunung berapi. Pada saat gempa berlangsung terjadi beberapa peristiwa sebagai akibat langsung maupun tidak langsung, di antaranya:
1) Berbagai bangunan roboh.
2) Tanah di permukaan bumi merekah, jalan menjadi putus.
3) Tanah longsor akibat guncangan.
4) Terjadi banjir, akibat rusaknya tanggul.
5) Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami (gelombang pasang).

3.      Angin topan
Angin topan terjadi akibat aliran udara dari kawasan yang bertekanan tinggi menuju ke kawasan bertekanan rendah. Perbedaan tekanan udara ini terjadi karena perbedaan suhu udara yang mencolok. Serangan angin topan bagi negara-negara di kawasan Samudra Pasifik dan Atlantik merupakan hal yang biasa terjadi. Bagi wilayah-wilayah di kawasan California, Texas, sampai di kawasan Asia seperti Korea dan Taiwan, bahaya angin topan merupakan bencana musiman. Tetapi bagi Indonesia baru dirasakan di pertengahan tahun 2007. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan iklim di Indonesia yang tak lain disebabkan oleh adanya gejala pemanasan global.
Bahaya angin topan bisa diprediksi melalui foto satelit yang menggambarkan keadaan atmosfer bumi, termasuk gambar terbentuknya angin topan, arah, dan kecepatannya. Serangan angin topan (puting beliung) dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup dalam bentuk:
1) Merobohkan bangunan.
2) Rusaknya areal pertanian dan perkebunan.
3) Membahayakan penerbangan.
4) Menimbulkan ombak besar yang dapat menenggelamkan kapal.



1.      Kerusakan Lingkungan Hidup karena Faktor Manusia
Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam menentukan kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan sederhana sampai ke bentuk kehidupan modern seperti sekarang ini. Namun sayang, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Banyak kemajuan yang diraih oleh manusia membawa dampak buruk terhadap kelangsungan lingkungan hidup.
Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia, antara lain:
a.       Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya kawasan industri.
b.      Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.
c.       Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.

Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:

a.       Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).
b.      Perburuan liar.
c.       Merusak hutan bakau.
d.      Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
e.       Pembuangan sampah di sembarang tempat.
f.       Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
g.      Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.






























UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN


Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja, melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai manula. Setiap orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak.
Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan menyusun program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan berwawasan lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan kualitas manusia secara bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan dikenal dengan nama Pembangunan Berkelanjutan. Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi di Rio de Jeniro tahun 1992. Di dalamnya terkandung 2 gagasan penting, yaitu:
a.         Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk menopang hidup.
b.        Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.

Adapun ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai berikut:
a.       Menjamin pemerataan dan keadilan.
b.      Menghargai keanekaragaman hayati.
c.       Menggunakan pendekatan integratif.
d.      Menggunakan pandangan jangka panjang.
Pada masa reformasi sekarang ini, pembangunan nasional dilaksanakan tidak lagi berdasarkan GBHN dan Propenas, tetapi berdasarkan UU No. 25 Tahun 2000, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN).
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mempunyai tujuan di antaranya:
a.        Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
b.       Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
c.        Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.

1. Upaya yang Dilakukan Pemerintah
Pemerintah sebagai penanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya memiliki tanggung jawab besar dalam upaya memikirkan dan mewujudkan terbentuknya pelestarian lingkungan hidup. Hal-hal yang dilakukan pemerintah antara lain:
a.    Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur tentang Tata Guna Tanah.
b.    Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.
c.    Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986, tentang AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan).
d.   Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan, dengan tujuan pokoknya:
1)      Menanggulangi kasus pencemaran.
2)      Mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3).
3)      Melakukan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
e. Pemerintah mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon.
1.      Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Masyarakat Bersama Pemerintah
2.      Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup antara lain:

a.       Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)
Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang berkaitan dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran air yang disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan tanah dari permukaan bumi. Tanah longsor disebabkan karena tak ada lagi unsur yang menahan lapisan tanah pada tempatnya sehingga menimbulkan kerusakan. Jika hal tersebut dibiarkan terus berlangsung, maka bukan mustahil jika lingkungan berubah menjadi padang tandus. Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul. Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu dibangun terasering atau sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air hujan.




b.      Pelestarian udara
Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme bernapas memerlukan udara. Kalian mengetahui bahwa dalam udara terkandung beranekaragam gas, salah satunya oksigen.
Udara yang kotor karena debu atau pun asap sisa pembakaran menyebabkan kadar oksigen berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup setiap organisme. Maka perlu diupayakan kiat-kiat untuk menjaga kesegaran udara lingkungan agar tetap bersih, segar, dan sehat. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat antara lain:

1)         Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita
Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia. Tanaman mampu memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Rusaknya hutan menyebabkan jutaan tanaman lenyap sehingga produksi oksigen bagi atmosfer jauh berkurang, di samping itu tumbuhan juga mengeluarkan uap air, sehingga kelembapan udara akan tetap terjaga.
2)         Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, baik pembakaran hutan maupun pembakaran mesin Asap yang keluar dari knalpot kendaraan dan cerobong asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di perkotaan dan kawasan industri. Salah satu upaya pengurangan emisi gas berbahaya ke udara adalah dengan menggunakan bahan industri yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan filter pada cerobong asap pabrik.
3)         Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon di atmosfer Gas freon yang digunakan untuk pendingin pada AC maupun kulkas serta dipergunakan di berbagai produk kosmetika, adalah gas yang dapat bersenyawa dengan gas ozon, sehingga mengakibatkan lapisan ozon menyusut. Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer yang berperan sebagai filter bagi bumi, karena mampu memantulkan kembali sinar ultraviolet ke luar angkasa yang dipancarkan oleh matahari. Sinar ultraviolet yang berlebihan akan merusakkan jaringan kulit dan menyebabkan meningkatnya suhu udara. Pemanasan global terjadi di antaranya karena makin menipisnya lapisan ozon di atmosfer.

c.       Pelestarian hutan
Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini tanpa diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak. Pembalakan liar yang dilakukan manusia merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan hutan. Padahal hutan merupakan penopang kelestarian kehidupan di bumi, sebab hutan bukan hanya menyediakan bahan pangan maupun bahan produksi, melainkan juga penghasil oksigen, penahan lapisan tanah, dan menyimpan cadangan air.
Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:
1)      Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
2)      Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
3)      Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
4)      Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan.
5)      Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan hutan.

d.      Pelestarian laut dan pantai
Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan biota laut dan pantai banyak disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, karang di laut, pengrusakan hutan bakau, merupakan kegatan-kegiatan manusia yang mengancam kelestarian laut dan pantai. Terjadinya abrasi yang mengancam kelestarian pantai disebabkan telah hilangnya hutan bakau di sekitar pantai yang merupakan pelindung alami terhadap gempuran ombak.
Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara:
1)        Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar pantai.
2)        Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
3)        Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan.
4)        Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.




e.              Pelestarian flora dan fauna
Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia, hewan, tumbuhan, dan alam sekitarnya. Terputusnya salah satu mata rantai dari sistem tersebut akan mengakibatkan gangguan dalam kehidupan.Oleh karena itu, kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak diperhatikan demi kelangsungan hidup manusia. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di antaranya adalah:
1) Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.
2) Melarang kegiatan perburuan liar.
3) Menggalakkan kegiatan penghijauan.

Pelestarian lingkungan hidup
Environmentalism adalah perlindungan lingkungan hidup dari pengaruh-pengaruh luar, misalnya pencemaran, bising, pemanasan global, dan perusakan sumber daya alam.
Salah satu contoh pertama adalah orang-orang Bishnois di Rajasthan, India, yang rela mati demi mencegah penebangan pohon-pohon di desa mereka atas perintah raja.
Konsep lingkungan di Indonesia
Lingkungan, di Indonesia sering juga disebut "lingkungan hidup". Misalnya dalam Undang-Undang no. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, definisi Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia, dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

Kelembagaan
Secara kelembagaan di Indonesia, instansi yang mengatur masalah lingkungan hidup adalah Kementeria Lingkungan Hidup (dulu: Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup) dan di daerah atau provinsi adalah Bapedal. Sedangkan di Amerika Serikat adalah EPA (Environmental Protection Agency).
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.


Jadilah Sahabat Bumi
Apakah kita pernah tersadar dimanakah kita sekarang ini? Kita sebagai manusia hidup di Bumi mulai dari lahir, kecil, beranjak dewasa, sampai kita meninggal. Kita sangat berhutang budi pada Bumi, planet tempat tinggal kita yang tercinta ini.
Tetapi, berapa banyak kita telah mengotori Bumi, merusak Bumi, dan membuat Bumi ini menjadi tidak indah lagi? Kadang-kadang kita tidak sadar bahwa perbuatan kita sangat merusak Bumi dan terkesan tidak berterima kasih pada Bumi yang telah berjasa banyak pada Bumi.
Oleh karena itu, kita harus mulai mengubah hidup kita agar perbuatan kita ini tidak lagi merusak Bumi. Tentunya kita adalah manusia yang tidak dapat melakukan semua hal. Jadi, kita cukup melakukan perbuatan yang dapat kita lakukan dan tidak perlu memaksakan diri. Jika kita hanya dapat berbuat hal-hal yang sederhana, ya kita lakukan hal sederhana tersebut. Jangan hanya karena hal sederhana yang bis kita lakukan, kita malu untuk melakukannya sehingga kita tidak melakukan apa-apa. Tetapi juga kita harus mengembangkan diri supaya bisa melakukan hal yang lebih besar lagi. Yang terpenting adalah niat dan keikhlasan.
Oleh karena itu, maka untuk menjaga lingkungan kita ini, lingkungan Bumi kita yang tercinta ini, lakukanlah suatu hal yang kecil karena sesuatu yang besar itu tidak ada sebelum ada hal yang kecil. Jika hal kecil itu dilakukan oleh banyak orang, maka hal kecil itu akan menjadi hal yang besar. Jika seribu orang membuang sampah pada tempatnya dan menjaga kebersihan, maka daerah tersebut akan menjadi bersih. Tetapi jika seribu orang membuang sampah sembarangan, maka tentunya daerah itu akan sangat kotor sekali.
Jadi, janganlah pernah meremehkan hal-hal kecil seperti menghemat listrik, menghemat air, menghemat BBM, atau membuang sampah pada tempatnya. Lakukan mulai dari diri sendiri lalu tularkanlah pada orang-orang disekitar anda. Jadilha sahabat Bumi dan cintailah Bumi ini. Semoga jika kita telah melakukan hal terbaik yang bisa kita lakukan, Bumi ini kembali indah, sejuk, segar dan udaranya nyaman sehingga ita semakin senang hidup di Bumi ini.
Salah satu penyebab global warming adalah emisi karbon dioksida yang sangat tinggi. Emisi ini dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil. Menurut struktur kimianya, bahan bakar yang juga disebut hidrokarbon terdiri dari rantai ataom karbon dan hidrogen. Jika hidrokarbon ini dibakar dengan oksigen, maka akan menghasilkan karbondioksida dan uap air. Tetapi jika pembakarannya tidak sempurna maka akan dihasilkan juga karbonmonoksida yang sangat beracun.
                              Asapdari pabrik banyak mengandung karbondioksida.

Sumber utama penghasil emisi karbondioksida secara global ada 2 macam. Pertama, pembangkit listrik bertenaga batubara. Pembangkit listrik ini membuang energi 2 kali lipat dari energi yang dihasilkan. Semisal, energi yang digunakan 100 unit, sementara energi yang dihasilkan 35 unit. Maka, energi yang terbuang adalah 65 unit! Setiap 1000 megawatt yang dihasilkan dari pembangkit listrik bertenaga batubara akan mengemisikan 5,6 juta ton karbondioksida per tahun! Kedua, pembakaran kendaraan bermotor. Kendaraan yang mengonsumsi bahan bakar sebanyak 7,8 liter per 100 km dan menempuh jarak 16 ribu km, maka setiap tahunnya akan mengemisikan 3 ton karbondioksida ke udara! Bayangkan jika jumlah kendaraan bermotor di Jakarta lebih dari 4 juta kendaraan! Berapa ton karbondioksida yang masuk ke atmosfer per tahun?
Penting diingat, emisi Gas Rumah Kaca harus dikurangi! Jadi harus dibangun sistem industri dan transportasi yang TIDAK bergantung pada bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara). Kalau perlu, TIDAK menggunakannya SAMA SEKALI! Karena Perubahan Iklim adalah masalah global, penyelesaiannya pun mesti secara internasional. Langkah pertama yang dilakukan adalah pembuatan Kerangka Konvensi untuk Perubahan Iklim (Framework Convention on Climate Change) tahun 1992 di Rio de Janeiro, Brazil, yang ditandatangani oleh 167 negara. Kerangka konvensi ini mengikat secara moral semua negara-negara industri untuk menstabilkan emisi karbondioksida mereka.
Sayangnya, hanya sedikit negara industri yang memenuhi target. Langkah selanjutnya berarti membuat komitmen yang mengikat secara hukum dan memperkuatnya dalam sebuah protokol. Dibuat lah Kyoto Protocol atau Protokol Kyoto. Tujuannya: mengharuskan negara-negara industri menurunkan emisinya secara kolektif sebesar 5,2 persen dari tingkat emisi tahun 1990.




Pencairan Es di Bumi
Greenland adalah sebuah pulau yang pada permukaannya terhampar berkilo-kilometer persegi salju atau es. Greenland ini juga merupakan salah satu penyimpan es terbesar di bumi setelah antartika. Menurut riset para ilmuwan, Greenland terkena imbas dari pemanasan global, yaitu mencairnya permukaan es di Greenland. Para ilmuwan memperkirakan jika es di Greenland terus mencair maka permukaan laut akan naik dan dapat membanjiri daerah pesisir pantai. Jika itu terjadi, maka orang-orang yang biasa tinggal di tepi pantai harus mengungsi untuk mendapat rumah baru.
Antartika Dikhawatirkan mencairseluruhnya karena Global Warming.

Bagaimanakah pencairan es di Greenland bisa terjadi? Pencairan es di Greenland sebenarnya wajar terjadinya, tetapi diimbangi oleh pembentukan di puncak gletser yang merupakan sumber es. tetapi karena pemanasan global, gletser yang mencair jauh lebih banyak dibandingkan dengan gletser yang terbentuk. Itulah yang menyebabkan es atau gletser di Greenland semakin sedikit.
Proses pencairan es di Greenland diawali oleh pecahnya balok-balok es raksasa di Greenland. Greenland dapat terpecah-pecah karena sifat air yang membeku. Sifat tersebut adalah bertambahnya volume air pada saat menjadi es. Pada permukaan gletser di Greenland, terdapat celah-celah yang mencapai dasar gletser. Es yang mencair akan menjadi air dan masuk ke celah-celah gletser ini. Air yang masuk ke celah-celah ini kemudian membeku. Air yang membeku memiliki volume yang lebih besar daripada saat bentuk cair sehingga air yang membeku ini mendorong es disekitarnya dan membuat gletser di Greenland pecah.
Para ilmuwan merasa kesulitan untuk mencegah hal ini karena untuk menghentikan pencairan ini, maka harus menghentikan pemanasan global. Untuk itu dunia sedang mengusahakan pengurangan emisi gas buang dari perindustrian terutama dari negara-negara maju.
Selain di Greenland, Antartika juga semakin terancam oleh pemanasan global. Proses pencairan es di Antartika berlangsung lebih cepat karena seluruh permukaan antartika merupakan es tidak seperti di Greenland. Hal ini menyebabkan bertambahnya kecepatan pencairan dikarenakan sifat es yang lainnya, yaitu es lebih mudah bergerak di atas permukaan cair dibandingkan di atas permukaan padat.
Di Greenland, gletser berada di atas permukaan padat, tetapi di antartika es langsung berada di atas air. Es yang berada di atas air mengalami gerakan yang lebih cepat dibandingkan es yang berada di atas permukaan padat. Ini menambah faktor yang menyebabkan es pecah. Jika es di antartika pecah, maka balok es raksasa akan terapung di laut dan mengalami pencairan lebih cepat karena volumenya lebih kecil.

BBM alternatif, perlukah
Semenjak penggunaan mesin berbahan bakar fosil digunakan, hampir setiap hari minyak bumi dikonsumsi oleh manusia. Ladang-ladang minyak didirikan, pom bensin banyak dibangun dipinggir jalan, mobil-mobil diproduksi setiap hari, dan masih bayak lagi hal-hal lainnya yang memanfaatkan minyak bumi sebagai bahan bakar. Kita sangat merasa terbantu sekali dengan adanya minyak bumi ini.
Tetapi, tanpa kita sadari, konsumsi akan minyak bumi semakin tinggi. Semua orang berebut untuk mendapatkan bahan bakar minyak. Dan kita akhirnya lupa dengan satu hal yang penting, yaitu dampak penggunaan minyak bumi. Kita terlalu asyik untuk memikirkan cara menggunakan bahan bakar minyak tanpa berfikir dampak penggunaanya. Dan akhirnya kita semua tahu dampaknya adalah plusi udara dan pemanasan global.
Udara dikota-kota industri sangat kotor dengan banyaknya asap hitam hasil pembakaran di pabrik-pabrik. Udara semakin panas sehingga menyebabkan berbagai dampak lingkungan hidup. Es di kutub selatan dan di Greenland mulai mencair. Itulah berbagai akibat yang terjadi karena eksploitasi besar-besaran minyak bumi.
Mengapa semua itu bisa terjadi? Polusi udara sebenarnya adalah hal yang wajar terjadi dalam dunia ini. Sebelum adanya manusia polusi terjadi akibat letusan gunung berapi yang mengotori udara. Hanya saja, yang membuat polusi udara menjadi berbahaya adalah jka kadarnya terlalu tinggi tanpa diimbangi dengan pembersihan udara. Tumbuhan dapat mengurangi polusi karbon dioksida dengan proses fotosintesis. Tetapi jumlah karbon dioksida yang ada di atmosfer sekarang tidak sebanding dengan jumlah karbondioksida yang diserap oleh tumbuhan. Hal itu menyebabkan karbon dioksida berkumpul di atmosfer dan diudara sehingga terjadi polusi. Dengan peningkatan karbon dioksida juga menyebabkan suhu bumi meningkat karena karbon dioksida adalah salah satu gas rumah kaca.
Dampak buruk dari pestisida, para petani lebih dianjurkan menggunakan sistem pertanian organik yang tidak menggunakan bahan kimia sama sekali. Tetapi pertanian dengan metode ini juga memiliki resiko yaitu rentan untuk terserang hama. Tetapi hasil dari pertanian ini sanngat sehat dan tidak akan mengganggu kesehatan.
Oleh karena itu, para petani diharapkan tidak terlalu banyak menggunakan pestisida dan melakukan pertanian organik. Pertanian organik ini sangat bermanfaat dan tidak memiliki efek samping yang membahayakan bagi lingkungan maupun tubuh.
Penelitian lain juga menyebutkan bahwa resiko kanker pada oarang-orang yang merokok disebabkan oleh penggunaan pestisida pada saat menanam tembakau. Jika kita membandingkan orang-orang zaman dahulu, walaupun mereka perokok, tetapi mereka tetap sehat dan tidak mengalami penyakit kanker. Kemungkinan ini disebabkan karena zaman dahulu belum digunakannya pestisida saat menanam tembakau.

 

MELESTARIKAN LINGKUNGAN HIDUP


            Karena pemanasan global, polusi, hutan yg berkurang, dan pasokan terbatas sumber daya alam, orang menjadi lebih sadar akan pentingnya menjaga lingkungan. Sampah di lingkungan yang mempengaruhi udara, air, tanah, hewan, tumbuhan, dan manusia. Apabila kita menggunakan lingkungan sebagai limbah, kita mengambil tanah dari alam liar, polusi lingkungan, dan menguras sumber daya alam.
            Maka sedikit demi sedikit Alam yang ada disekitar kita akan berubah menjadi tempat yang tak pernah akan kita impikan untuk anak cucu kita nanti, Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan seperti yang dilakukan oleh rekan-rekan kita yang terdaftar di BlackInnovationAwards atau biasa di singkat BIA, yaitu membuat suatu terobosan atau inovasi baru untuk tetap tinggal selaras dengan alam.
-          Beli produk yang tidak memerlukan banyak energi dan sumber daya untuk manufaktur. Mencari         produk yang ramah lingkungan berisi kemasan.
-          Mengurangi penggunaan mobil dengan naik sepeda, carpooling dengan teman-teman, jalan kaki, atau dengan bus.
-          Composting merupakan cara untuk membuang sampah dapur. Itu sehat untuk tanah dan sedikit sampah yang akan masuk ke lokasi penimbunan.
-          Matikan lampu yang tidak digunakan dan menggunakan lampu hemat energi bulbs.
-          Menonaktifkan Keran Air bila Anda penyikatan gigi.
-          Gunakan tas kain grocery, bukan kantong plastik. Mereka dapat digunakan berulang kali.
-          Logam kaleng dan plastik kontainer dapat digunakan untuk menyimpan item.
-          Donasikan pakaian lama anda, mebel, dan mainan untuk amal, atau berikan kepada tetangga, teman yang membutuhkan

            Disadari bahwa peranan manusia begitu besar dalam menentukan kondisi dan kualitas lingkungan.  Apabila peran aktif manusia nyatanya tidak peduli terhadap kelestarian mutu dan fungsi lingkungan, maka akan rusaklah lingkungan hidup dan demikian sebaliknya. 
            Apabila di banyak wilayah seputar Indonesia termasuk Sumatera Selatan tercatat banyak bencana lingkungan khususnya insiden kebakaran hutan dari tahun ke tahun (Iam Kompas 2006), maka hal itu mengindikasikan adanya kondisi sosial yang masih memerlukan injeksi pendidikan lingkungan yang bersifat formal maupun pendidikan informal (kursus-kursus dan pelatihan) dan pendidikan non formal maupun pendidikan (penyuluhan dan kegiatan studi banding). 
            Hutan beserta dengan isinya sebagai himpunan aneka sumberdaya alami merupakan komponen penting dalam lingkungan hidup ( yang menurut Sjarkowi, 2004) terdiri dari lingkungan alami, lingkungan sosial, dan lingkungan binaan).  Sumberdaya alami sebagai unsur lingkungan alami dan harus dijaga kelestarian mutu dan fungsinya, secara teoritis memiliki empat dimensi yaitu :
a)         Dimensi  mutu (Kualitas) dengan memperhatikan beberapa fungsi ciri atribut dan peran yang melekat pada sumberdaya tersebut, maka dapat dibedakan mana diantaran sejumlah sumberdaya sejenis yang lebih bermutu dan apa penyebab turun naiknya mutu tersebut.
b)        Dimensi  jumlah ( kuantitas) suatu sumberdaya selalu dapat dinyatakan jumlahnya menurut satuan ukur tertentu.
c)         Dimensi waktu, mengacu kepada lambat atau cepatnya ketersediaan sumberdaya akan ludes atau dapat dipulihkan kembali.  Dimensi ini tergantung kepada keadaan teknologi yang ada dan yang memberikan makna manfaat serta makna jumlah bagi suau sumberdaya yang dimanfaatkan.
d)        Dimensi ruang merupakan penunjuk tempat kedudukan sumberdaya disebut sumberdaya in-situ, sehingga perlu disebarkan ke tempat dimana benda itu dirasakan lebih langka adanya ( sumberdaya eks-situ)
           

MUTU ATAU KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP

1.
Lingkungan Hidup



Manusia hidup di bumi tidaklah sendirian, melainkan bersama mahkluk lain yaitu tumbuhan, hewan dan jasad renik. Mahkluk hidup yang lain itu bukanlah sekedar kawan hidup yang hidup bersama secara netral atau pasif terhadap manusia, melainkan hidup manusia itu terkait erat pada mereka. Tanpa mereka manusia tidaklah dapat hidup. Kenyataan ini dapat kita lihat dengan mengandaikan di bumi ini tidak ada hewan dan tumbuhan. Dari manakah kita mendapat oksigen dan makanan? Sebaliknya seandainya tidak ada manusia, tumbuhan, hewan dan jasad renik akan dapat melangsungkan kehidupannya seperti terlihat dari sejarah bumi sebelum ada manusia. Karena itu anggapan bahwa manusia adalah mahkluk yang paling berkuasa sebenarnya tidak benar.
Seharusnya kita menyadari bahwa kitalah yang membutuhkan mahkluk hidup yang lain untuk kelangsungan hidup kita dan bukannya mereka yang membutuhkan kita untuk kelangsungan hidup mereka.

2.
Mutu Lingkungan Hidup

Pengertian tentang mutu lingkungan sangatlah penting, karena merupakan dasar dan pedoman untuk mencapai tujuan pengelolaan lingkungan. Perbincangan tentang lingkungan pada dasarnya adalah perbincangan tentang mutu lingkungan. Namun dalam perbincangan itu apa yang dimaksud dengan mutu lingkungan tidak jelas. Mutu lingkungan hanyalah dikaitkan dengan masalah lingkungan misalnya pencemaran, erosi, dan banjir.
 Apa yang dimaksud dengan kualitas lingkungan?
Secara sederhana kualitas lingkungan hidup diartikan sebagai keadaan lingkungan yang dapat memberikan daya dukung yang optimal bagi kelangsungan hidup manusia di suatu wilayah. Kualitas lingkungan itu dicirikan antara lain dari suasana yang membuat orang betah/kerasan tinggal ditempatnya sendiri. Berbagai keperluan hidup terpenuhi dari kebutuhan dasar/fisik seperti makan minum, perumahan sampai kebutuhan rohani/spiritual seperti pendidikan, rasa aman, ibadah dan sebagainya. Pengelolaan lingkungan untuk mendapatkan kondisi optimum, didasarkan pada pertimbangan untung rugi. Orang bersedia untuk mengurangi atau mengorbankan suatu keuntungan untuk mendapatkan keuntungan yang lain atau mengurangi suatu kerugian. Dengan demikian pada hakikatnya orang menganalisis mamfaat dan resiko lingkungan agar kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi secara optimum.tidak semua kebutuhan  hidup bersifat asensial, melainkan hanya bersifat hanya sekedar tambahan agar dapat menikmati hidup dengan lebih baik. Kebutuhan hidup essensial merupakan kebutuhan hidup dasar. Kebutuhan itu mutlak diperlukan untuk dapat hidup sehat, aman dan manusiawi.
Berdasarkan uaraian diatas Mutu lingkungan hidup dapat diartikan Juga sebagai kondisi lingkungan dan hubungan dengan mutu hidup. Makin tinggi derajat mutu hidup dalam suatu lingkungan tertentu, makin tinggi pula derajat mutu hidup dalam suatu lingkungan tertentu. Makin tinggi derajat pemenuhan kebutuhan dasar dalam kondisi lingkungan tersebut. Makin tinggi derajat pemenuhan kebutuhan dasar dalam kondisi lingkungan tersebut.Makin tinggi derajat pemenuhan dasar itu, makin tinggi pula mutu lingkungn dan sebaliknya .









Kualitas lingkungan hidup dibedakan berdasarkan biofisik, sosial ekonomi, dan budaya yaitu :
a.
Lingkungan biofisik adalah lingkungan yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik yang berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Komponen biotik merupakan makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan dan manusia, sedangkan komponen abiotik terdiri dari benda-benda mati seperti tanah, air, udara, cahaya matahari. Kualitas lingkungan biofisik dikatakan baik jika interaksi antar komponen berlangsung seimbang.
b.
Lingkungan sosial ekonomi, adalah lingkungan manusia dalam hubungan dengan sesamanya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Standar kualitas lingkungan sosial ekonomi dikatakan baik jika kehidupan manusia cukup sandang, pangan, papan, pendidikan dan kebutuhan lainnya.
c.
Lingkungan budaya adalah segala kondisi, baik berupa materi (benda) maupun nonmateri yang dihasilkan oleh manusia melalui aktifitas dan kreatifitasnya. Lingkungan budaya dapat berupa bangunan, peralatan, pakaian, senjata. Dan juga termasuk non materi seperti tata nilai, norma, adat istiadat, kesenian, sistem politik dan sebagainya. Standar kualitas lingkungan diartikan baik jika di lingkungan tersebut dapat memberikan rasa aman, sejahtera bagi semua anggota masyarakatnya dalam menjalankan dan mengembangkan sistem budayanya.

B. Keterbatasan Ekologis Dalam Pembangunan dan Upaya Pelestariannya



Ekologi berkaitan dengan berbagai ilmu pengetahuan yang relevan dengan kehidupan (peradaban) manusia. Komponen-komponen yang ada di dalam lingkungan hidup merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan membentuk suatu sistem kehidupan yang disebut ekosistem. Suatu ekosistem akan menjamin keberlangsungan kehidupan apabila lingkungan itu dapat mencukupi kebutuhan minimum dari kebutuhan organisme.

Keterbatasan ekologis
Planet bumi yang menjadi tempat tinggal makhluk hidup untuk tumbuh dan berkembang biak memiliki keterbatasan-keterbatasan dalam mencukupi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Dalam perkembanganya pada organisme mengalami seleksi alam, misalnya telur ikan yang beribu-ribu itu dari induknya, yang dapat hidup terus hingga dewasa hanya beberapa ekor saja.
Begitu juga tiram, binatang laut ini dapat menghasilkan 500 milion telur sekali bertelur. Jika semua telur-telur itu berkembang menjadi tiram-tiram dewasa dan semua keturunannya hidup, maka sesudah generasi keempat kita dapat menemukan tumpukan tiram-tiram seluas bumi selama 8 tahun. Demikian pula tumbuhan mempunyai kemampuan berkembang biak secara cepat jika spora-spora atau biji-biji yang disebarkan tumbuh semua menjadi dewasa, maka populasi tumbuhan akan naik luar biasa. Demikianlah seleksi alam selalu terjadi.
Semua hewan dan tumbuhan cenderung untuk tumbuh bereproduksi dan mati, sampai dikurangi oleh pengaruh lingkungan, faktor yang mula-mula menghentikan pertumbuhan dan penyebaran dari organisme disebut faktor pembatas. Hal ini terjadi pada makhluk hidup, sedangkan pada lingkungan hidup secara luas mempunyai keterbatasan. Lahan pertanian yang tadinya subur karena diolah terus menerus, maka kesuburannya menjadi berkurang. Apabila pada lahan tersebut penduduknya bertambah, maka “beban”nya menjadi bertambah pula karena dipacu untuk memproduksi melebihi kapasitasnya dengan cara diberi pupuk dan sebagainya. Sebagai akibat dari hal tersebut maka lahan itu mengalami penurunan kemampuan produksi ataupun yang disebut dengan deteriorasi lingkungan. Kondisi lingkungan yang dalam keadaan produktifitasnya optimal dan seimbang secara ekologi dikatakan dalam kodisi homeostatis. Deteriorasi lingkungan salah satunya ditandai oleh pemulihan produktifitas yang berjalan lambat.
Ekologi, Pemanfaatan dan Dampak Aktivitas Manusia terhadap Ekosistem Mangrove

Ekosistem mangrove adalah tipe ekosistem di daerah pantai yang selalu atau secara teratur digenangi air laut dan dipengaruhi pasang surut air laut. Kondisi daerah pantai merupakan tanah berlumpur, berpasir atau lumpur berpasir (Indriyanto, 2006). Sebagai salah satu komponen ekosistem pesisir, hutan mangrove merupakan ekosistem yang unik dan rawan. Ekosistem ini mempunyai fungsi ekologis dan ekonomis.
Fungsi ekologis hutan mangrove antara lain sebagai pelindung garis pantai, pencegah intrusi air laut, tempat tinggal (habitat), pencari makan (feeding ground), pengasuhan dan pembesaran (nursery ground), pemijahan (spawning ground) bagi aneka biota perairan, serta sebagai pengatur iklim mikro. Sedangkan fungsi ekonominya antara lain sebagai penghasil keperluan rumah tangga, industri, dan penghasil bibit (Rochana, 2006).
Indonesia merupakan negara kepulauan, yang terdiri dari lebih 17.508 buah pulau besar dan kecil dengan panjang garis pantai sekitar 81. 000 km Soegiarto, (1984) dalam Onrizal dan Kusmana (2008). Sebagian daerah tersebut ditumbuhi hutan mangrove dengan lebar beberapa meter sampai beberapa kilometer. Dipandang dari segi luas areal, hutan mangrove di Indonesia adalah yang terluas di dunia.
Di Indonesia, mangrove tersebar hampir di seluruh pulau besar mulai dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi sampai ke Papua, dengan luas sangat bervariasi bergantung pada kondisi fisik, komposisi substrat, kondisi hidrologi, dan iklim yang terdapat di pulau-pulau tersebut FAO (1992); Soemodihardjo, Ongkosono dan Abdullah (1986) dalam Onrizal dan Kusmana (2008).
Pada tahun 1982, hutan mangrove di Indonesia tercatat seluas 4,25 juta ha, sedangkan menurut Departemen Kehutanan (1997) dalam Onrizal dan Kusmana (2008) pada tahun 1993 luas hutan mangrove menjadi 3,7 juta ha, sehingga terjadi penurunan luas 0,55 juta ha dalam kurun waktu 11 tahun atau laju kerusakan 0,05 juta ha/tahun.
Kerusakan hutan mangrove juga terjadi di Sumatera Utara yang merupakan salah satu propinsi yang memiliki hutan mangrove terluas. Luas keseluruhan hutan mangrove di Sumatera Utara mencapai 364.580,95 ha, seluas 280. 939,71 ha dilaporkan dalam keadaan rusak berat (77,06 %), 47.645,41 ha rusak sedang (13,06 %) dan 35.995, 83 ha tidak rusak (9,87 %) hutan mangrove di Sumatera Utara yang masih baik (Balai Pengelolaan Hutan Mangrove Wilayah II, 2006).
Kerusakan hutan mangrove juga terjadi di Kabupaten Langkat, Propinsi Sumatra Utara. Jika dilihat di 12 kabupaten/kota yang memiliki hutan mangrove di Sumatera Utara, kerusakan paling tinggi berada di wilayah Kabupaten Labuhan Batu yaitu mencapai 121.702,1 ha dari luas yang ada yakni 128. 438,2 ha sedangkan kondisi yang masih baik yaitu 2.250,7 ha. Seperti halnya di Kabupaten Labuhan Batu, kerusakan hutan mangrove juga terjadi di Kabupaten Langkat yakni mencapai 22.387,57 ha dari total keseluruhan yaitu 43.014,47 ha sedangkan kondisi hutan mangrove yang masih baik hanya 2.711,05 ha (Balai Pengelolaan Hutan Mangrove Wilayah II, 2006).



DAMPAK EKOLOGIS
Sebagian masyarakat pesisir dalam memenuhi keperluan hidupnya memanfaatkan ekosistem mangrove, misalnya dengan memanfaatkan flora dan fauna mangrove untuk kebutuhan sehari-hari maupun untuk komersil. Selain itu, lahan (mangrove) banyak yang dikonservasi menjadi tambak, pemukiman, industri, dan sebagainya (Rochana, 2006).
Dampak ekologis akibat berkurang dan rusaknya ekosistem mangrove adalah hilangnya berbagai spesies flora dan fauna yang berasosiasi dengan ekosistem mangrove, yang dalam jangka panjang akan mengganggu keseimbangan ekosistem mangrove khususnya dan ekosistem pesisir umumnya.
Selain itu, menurunnya kualitas dan kuantitas hutan mangrove telah mengakibatkan dampak yang sangat mengkhawatirkan, seperti abrasi yang selalu meningkat, penurunan tangkapan perikanan pantai, intrusi air laut yang semakin jauh ke arah darat, malaria dan lainnya.

LINGKUNGAN HIDUP SEBAGAI SUMBERDAYA
            Lingkungan merupakan sumberdaya, dari lingkungan itu kita mendapatkan unsur-unsur yang kita perlukan untuk produksi dan komsumsi, sebagian sumber daya itu dimiliki oleh perorangan dan badan tertentu, mis lahan dan epetak hutan, sebagian lagi sumber daya itu merupakan milik umum, mis sungai, pantai udara.
Air adalah faktor lain yang kita perlukan untuk berproduksi, pertanian,perikanan, dan peternakan, pabrik juga memerlukan air, Sumber daya milik umum mempunyai sifat-sifat yang berbeda-beda, orang dapat menggunakannya tampa pungutan atau dengan bayaran murah , mis menggunakan sungai dan laut untuk pelayaran dan penangkapan ikan , serta menikmati pemandangan alam yang segar dipegunungan.sumber daya mempunyai daya regenerasi dan asimilasi yang terbatas. Selama  eksploitasi dan permintaan pelayanan ada dibawah batas daya regenerasi atau asimilasi, sumber daya terpebaharui itu dapat digunakan secara lestari. Akan tetapi apabila batas itu dilampoi, sumber daya itu akan mengalami kerusakan dan fungsi sumber daya itu sebagai faktor produksi dan komsumsi atau sarana pelayanan akan mengalami gangguan.
            Pemanfaatan sumber daya lingkungan milik  umum dapat dilakukan atau tampa atau hanya dengan pungutan bayaran yang ringan saja, pembuangan limbah ke udara dn perairan juga terus bertambah, dibanyak tempat telah nampak banyak gejala-gejala bhwa daya udara dan air  untuk mengamilasikan limbah itu telah dilampoi dan menghadapkan kita pada masalah pencemaran.dorongan untuk memaksimumkan pemanfaatan sumberdaya milik umum, masing-masing unit produksi dan komsumsi tidak atau sedikit merasa bertanggung jawab atas pemeliharaan sumber daya itu. Ketidak adaan atau sedikit adanya perasaan tanggung jawab itu akan mengakibatkan pila pemanfaatan sumber daya yang tidak rasional.
           
Untuk menghindari penggunaan yang tidak rasional itu diperlukan campur tangan pemerintah dalam pengelolaan sumber daya itu. dasar hukum ini terdapat dalam uud 1945, “pasal 33, ayat 3, yang mewajibkan agar bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besrnya untuk kemakmuran rakyat”.

Dampak Lingkungan Akibat Kegiatan Manusia

lingkungan alami pasti mengal­ami perubahan-perubahan secara kontinyu. Hal ini mungkin saja berlang­sung dalam jangka waktu ratusan juta tahun, seperti misalnya terangkat­nya kontinental dan pembentukan gunung api; atau dalam jangka waktu puluhan ribu tahun seperti  Jaman Es dan perubahan per-mukaan air laut yang menyertainya; atau dalam jangka waktu ratusan tahun seperti halnya eutrofikasi alami dan siltasi danau-danau dangkal; atau bahkan  dalam jangka waktu beberapa tahun, seperti kalau koloni binatang "beaver" mengubah lahan kering menjadi rawa-rawa.  Sebagian dari perubahan-peruba­han alami tersebut bersifat tidak dapat balik (irreversible) seperti eutrofikasi danau, sedangkan lainnya bersifat siklis seperti siklus klimatik tahunan, atau transien seperti kekeringan.
Bersamaan dengan perubahan-perubahan lingkungan secara alami tersebut juga terjadi perubahan-perubahan yang diakibatkan oleh kegiatan manusia. Bahkan pada tingkat budaya masyarakat pemburu dan pengumpul hasil hutan, penggunaan api telah memodifikasi beberapa lingkungan alami.  Kemudian dengan domestikasi hewan dan introduksi pertanian, efek-efek dari kegia­tan-kegiatan ini menjadi lebih luas, terutama kalau semakin banyak manu­sia yang terlibat. Laju perubahan tersebut meningkat dengan berkem-bang­nya industri karena tenaga otot digantikan dengan enerji yang berasal dari bahan bakar fosil hingga beberapa dekade terakhir ini.  Dampak manusia telah mencapai  intensitas yang tidak diharapkan dan mempengaruhi seluruh dunia, karena jumlah penduduk meningkat dengan pesat dan konsumsi setiap kapita yang lebih tinggi.




DAL  (DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP)
Dampak lingkungan  adalah perubahan lingkungan yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu kegiatan. Perubahan mendasar ini meliputi tiga kelompok besar, yaitu:
(1). Perubahan akibat suatu kegiatan yang (secara kumulatif) menghilangkan identitas rona lingkungan awal secara nyata.
(2).  Perubahan akibat suatu kegiatan yang menimbulkan ekses nyata pada kegiatan lain di sekitarnya

Dampak (L) penting  adalah perubahan lingkungan yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu kegiatan. Perubahan mendasar ini meliputi tiga kelompok besar, yaitu:
(1). Perubahan akibat suatu kegiatan yang (secara kumulatif) menghilangkan identitas rona lingkungan awal secara nyata.
(2).  Perubahan akibat suatu kegiatan yang menimbulkan ekses nyata pada kegiatan lain di sekitarnya
(3).  Perubahan akibat suatu kegiatan yang menyebabkan suatu rencana tata ruang (SDA) tidak dapat dilaksanakan secara konsisten lagi.

Cara penentuan Dampak lingkungan adalah:
(1). Berdasarkan pengalaman empiris profesional (expert judgement)
(2). Perubahan dibandingkan dengan baku mutu lingkungan
(3).  Perubahan dibandingkan dengan sistem nilai, fasilitas, pelayanan sosial dan sumberdaya yang diperlukan.
Kriteria penentuan dampak penting adalah:
1.      Jumlah penduduk yang terkena dampak lingkungan
2.      Luas wilayah persebaran dampak lingkungan
3.      Lamanya dampak lingkungan berlangsung
4.      Intensitas dampak lingkungan
5.      Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak lingkungan
6.      Sifat kumulatif dampak lingkungan
7.      Reversibilitas /irreversibilitas  akibat dampak lingkungan.

dampak lingkungan  yang penting di negara-negara sedang berkembang dengan yang terjadi di negara industri, meskipun tidak diadakan pembedaan yang tegas di antara keduanya. Walaupun telah diketahui ada pengaruh-penga­ruh negatif terhadap lingkungan sebagai akibat dari intervensi manusia, namun pada kenyataannya pembangunan diperlukan untuk memper­baiki kesejahteraan sosial dan ekonomi masya rakat.  Kualitas hidup tidak dapat diperbaiki tanpa perkembangan ekonomi, dengan menjamin penyediaan  pangan dan jasa-jasa esensial di daerah-daerah yang laju pertumbuhan penduduknya tinggi.
Masalah yang sangat penting di daerah pembangunan ialah bagaimana penggu­naan lahan dan sumberdaya alam lainnya dengan sebaik-baiknya, tanpa mengakibatkan kerusakan atau degradasi yang disebabkan oleh proses- proses seperti pemupukan, pestisida, erosi, perkembangan gurun, atau meluasnya penyakit-penyakit yang berpangkal dari air dan perairan seperti tipus, desentri, hepatitis, dan cacing sistosomiasis. Kultivasi lahan secara berpindah, yang merupakan praktek umum di berbagai penjuru daerah tropika basah, dapat digunakan sebagai teladan ilustratif. Praktek seperti ini apabila tersedia cukup waktu akan memungkinkan ber­langsungnya regenerasi hutan, sehingga memungkinkan pemeliharaan dan pemulihan kesuburan tanah.  Pada masa lalu, faktor-faktor alami (budaya tabu, pandangan dan pola hidup tradisional, gangguan penyakit dan perang) telah berhasil mempertahankan keseimbangan sistem alami.  Akan tetapi dengan ditemukannya obat-obat modern dan nilai-nilai sosial yang baru, laju pertumbuhan penduduk telah meningkat pesat, rasio antara luas lahan dengan populasi penduduk telah menurun dan kondisi keseimbangan orisinal telah terganggu sedemikian rupa sehingga siklus kultivasi tidak memung­kinkan lagi pemulihan kesuburan tanah secara memadai.  Dalam banyak kasus bahkan tidak ada periode pemulihan kesuburan tanah, dan daerah-daerah yang sangat luas telah ditumbuhi oleh vegetasi sekunder dan telah menjadi tidak sesuai lagi untuk penggunaan pertanian.
Faktor lain yang telah mempersulit praktek pertanian berpindah ialah bahwa lahan-lahan luas yang secara tradisional dikuasai dan dimiliki oleh penduduk telah diambil alih pemerintah untuk memproduksi kayu hutan atau dikonversi menjadi daerah perkebunan.  Praktek-praktek seperti ini telah ikut menyebabkan lebih rendahnya rasio luas lahan pertanian dengan pupulasi penduduk.  Teknik-teknik pertanian "modern"  yang menggunakan jenis-jenis unggul serealia dan subsidi enerji pupuk dan pestisida telah mmenghancurkan struktur desa-desa tradisional karena terjadinya perubahan distribusi kesejahteraan.  Penduduk yang tidak mempunyai lahan terusir dari desa dan bermigrasi menuju kota-kota besar atau mendaki pegunungan.  Di kota-kota besar para imigran ini telah memperparah masalah pembuangan dan pengelo­laan limbah, penyediaan air bersih, kekurangan perumahan dan penganggu­ran.  Di pegunungan,  mereka telah menebang hutan untuk dipanen hasil kayunya dan dijual, serta membuka lahan-lahan baru untuk digarap; lahan- lahan marjinal ini yang biasanya terletak pada lereng yang curam telah digarap tanpa memperhatikan teknik-teknik konservasi tanah, sehingga erosi telah terjadi secara intensif dan mengakibatkan kemerosotan produk­tivitas tanah; disamping itu, perubahan-perubahan pada  pola aliran air dan siltasi juga telah membahayakan keletarian berbagai bangunan esensial di daerah aliran sungai.












               Gambar   3.  Pencemaran sungai oleh industri


Gambar 4.  Pencemaran tanah dan air akibat pemupukan


Problem lingkungan di negara-negara yang sedang berkembang jelas berkai­tan dengan pembangunan yang tidak seimbang.  Transfer teknik-teknik yang sekarang digunakan di negara-negara maju belum tentu merupakan cara terbaik untuk mengatasi problematik tersebut.

                                                       
                    Kegiatan manusia  

                                      
                          menyebabkan
                                          
                               Efek lingkungan     
                                          

                         yang menghasilkan
                                                                   

                               Dampak Lingkungan     
                                          


Tulisan ini membahas masalah pendugaan dampak lingkungan, yang didefinisi­kan sebagai aktivitas yang dirancang untuk mengidentifikasikan dan meramalkan dampak ter-hadap kesehatan dan kesejahteraan manusia, yang timbul sebagai akibat dari usulan kegiatan legislatif, kebijakan, pro­gram, proyek, dan prosedur-prosedur operasional; serta untuk menginter­pretasikan dan mengkomunikasikan  informasi mengenai dampak tersebut (Gambar 8).  Kalau kata "pendugaan" digunakan sendirian, maka uraian yang mengiringinya yang akan menjelaskan apakah pendugaan lingkungan ataukah pendugaan dampak lingkungan yang sedang dibahas.


Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL)

Latar belakang AMDAL
            Sebelum suatu proyek dilaksanakan khususnya dinegara yang telah maju harus disusun terlebih dahulu suatu studi yng maneliti mengenai kelayakan (feasibility) dikembangkan suatu proyek. Studi ini juga telah dipergunakan oleh Indonesia, pada dasarnya studi kelayakan itu meliputi kelayakan teknis, finansial, ekonomi, politis dan sosial.namun demikian ahir-ahir ini telah ditambah macam tudi kelayakan itu, yaitu kelayakan yang dilihat dari dampak proyek terhadap kondisi lingkungan hidup.yang disebut sebagai Analisis Dampak Lingkungan.
            Pada mulanya banyak keresahan dengan adanya ketentuan pemerintah untuk membuat suatu studi kelayakan yang mencakup analisis dampak lingkungan. Banyak industri yang sudah berkembang terpaksa meneliti ulang apa yang telah dikerjakannya selama ini dan mengadakan pengembangan harus mengajukan erlabih dahulu studi evaluasi mengenai dampak lingkungan (SEMDAL)  dan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL), yag bersangkutan dengan usaha pengembangan itu. Demikian pula industri-industri baru dalam pendiriannya harus terlebih dahulu Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) tersebut.

PENGERTIAN ANDAL Dan AMDAL
            Kita perlu membedakan pengertian ANDAL dan AMDAL. ANDAL adalah singkatan dari Analisis Dampak Lingkungan yang sudah sejak tahun 1970-an dikembangkan dinegara-negara yang sudah maju yang dikenal dengan ”Environmental Impact Analysis, adapun pengertian dari analisis dampak lingkungan adalah analisis mengenai dampak ligkungan (AMDAL)  dari suatu proyek yang meliputi pekerjaan evaluasi dan pendugaan dampak proyek dari bangunannya, prosesnya maupun sistem dari proyek tersebut terhadap lingkungan dan kehidupan manusia, dalam pasal 1, ayat 10 undang-undang lingkungan hidup. No. 4, 1982 dinyatakan bahwa Analisis Mengenai Dampak Lingkungan  (AMDAL) adalah sebagai hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup. Dengan kata lain yang dimaksud dengan analisis dampak lingkungan (ANDAL) merupakan bagian dari analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL), di mana dalam AMDAL tercakup tiga unsur kegiatan yaitu ANDAL, RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan dan RKL (Rencana Kelola Lingkungan)
             Dalam menganalisis dampak lingkungan itu dilakukan pendugaan mengenai apa yang timbul, tidak terbatas pada dampak yang sifatnya negatif saja tetapi juga dampak proyek pembagunan yang positif, artinya yang berupa manfaat dari adanya suatu proyek tersebut. Yang dimaksud dengan lingkunga adalah lingkungan di mana suatu kegiatan atau proyek dilaksanakan berarti segala sesuatu di sekitar objek kegiatan yang sling mempengaruhi. Adapun segala sesuatu yang ada dalam suatu lingkungan dapat dibedakan menjadi dua yaitu sumberdaya alam dan sistem hubungan antara sumberdaya alam tersebut.
            Sesungguhnya sebelum sutu ANDAL dilaksanakan terlebih dahulu harus dilaksanakan pnyajian informasi lingkungan (PIL) sebagai suatu studi untuk memperkirakan kemungkinan timbulnya dampak suatu kegiatan apakah kegiatan yang akan dilaksanakan itu memerlukan analisis dampak lingkungan atau tidak. Jadi PIL merupakan suatu telaahan secara garis besar mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan, kondisi atau rona lingkungan awal dari kegiatan
Pendugaan dampak lingkungan

a. Menduga Dampak Fisik
                   Dalam mencoba untuk melakukan pendugaan dampak suatu proyek, dalam buku ini kita akan membatasi diri pada dampak yang dapat digolongkan sebagai dampak sosial ekonomi yang kemudian harus dapat dinilai dalam rupiah. Dampak yang dapat diperhitungkan dari adanya suatu proyek sangat tergantung pada kejelian sipeneliti. Secara umum kita perlu membedakan antara dampak langsung (direct impacts) dan dampak tidak langsung (indirect impacts) atau antara dampak primer (primary impacts) dan dampak sekunder (secondary impacts). Diantara berbagai dampak itu ada dampak yang sifatnya mudah dinilai dengan uang (tangible impacts)dan sukar dinilai dengan uang (intangible impacts)
b. Penilaian (Valuation) sesuatu dampak
            Setelah ditentukan macam dampak fisik yang positif dan yang negatif dari suatu proyek. Ada beberapa cara yang dapat digunakan terutama yang berkaitan dengan harga pasar. Ada beberapa cara penentuan nilai sebagai berikut:
  • Harga pasr
  • Biaya Alternatif
  • Nilai Barang pengganti
  • Nilai Kekayaan (Hedonic value)
  • Tingkat Upah
  • Biaya Transpor
  • Service atau Contingent valuation Method
  • Metode “Delphi”
  • Nilai Ekonomi Total

BIO KONSERVASI SUMBER-SUMBER DAYA ALAM

            Giffrord pinch mengartikan konservasi sebagai penggunaan sumberdaya alam untuk kebaikan secara optimal, dalam jumlah yang terbanyak dan untuk jangka waktu yang paling lama. Lebih dari itu konservasi diartikan sebagai pengembangan dan proteksi terhadap sumberdaya alam.
            Selanjutnya Profesor Wantrup menyatakan bahwa konserpsi sumberdaya alam bukanlah memelihara persediaan secara permanen, tanpa pengurangan dan perusakan. Apabila konservasi diartikan demikian, tingkat penggunaan sama dengan nol; sedangkan konservasi itu sebenarnya tidaklah berarti tidak ada penggunaan sama sekali. Sering pula konservas diartikan sebagai pengurangan atau peniadaan penggunaan karena lebih mengutamakan bentuk penggunaan lain dalam hal sumberdaya alam itu memiliki penggunaan yang bermacam-macam (multiples use resource).
            Jadi dapat disimpulkan bahwa konservasi adalah suatu tindakan untuk mencegah pengurasan sumberdaya alam dengan cara pengambilan yang tidak berlebihan sehingga dalam jangka panjang sumberdaya alam tetap tersedia. Tindakan-tindakan konservasi dapat berupa beberapa cara antara lain:
1.)    Melakukan perencanaan terhadap pengambilan sumberdaya alam, yaitu dengan pengambilan secara terbatas, dan tindakan yang mengarah pada pengurasan perlu dicegah.
2.)    Mengusaha eksploitasi sumberdaya alam secara efisien yakni dengan limbah sesedikit mungkin.
3.)    Mengembangkan sumberdaya alternatif atau mencari sumberdaya pengganti sehingga sumberdaya alam yang terbatas jumlahnya dapat disubtitusikan dengan sumberdaya alam jenis yang lain.
4.)    Menggunakan unsur-unsur teknologi yang sesuai dalam mengeksploitasi sumberdaya alam agar dapat menghemat penggunaan sumberdaya tersebut dan tidak merusak lingkungan.
5.)    Mengurangi, membatasi dan mengatasi pencermaran lingkungan karena pencermaran akan mengakibatkan cadangan sumberdaya alamsemakin cepat habis karena kepunahan, seperti ikan, tanah dan sebagainya.




PESIMISME DAN OPTIME TERHADAP SUMBERDAYA ALAM
           
             Mengenai sejauh mana sumberdaya alam itu dapat melayani kebutuhan manusia ada dua kelompok pemikir yang masing-masing berbeda pendapat. Satu kelompok merasa optimis mengenai tersedianya sumberdaya alam dan kelompok satu lagi merasa pesimis.
  1. Kelompok Pesimis menyatakan bahwa sumberdaya alam itu terbatas adanya, sehingga apbila terus-menerus diambil/diolah, maka persediaannya makin lama akan semakin berkurang dan sampai pada saatnya nnti pasti akan habis. Pemikiran yang pesimis ini sudah diawali oleh tokoh-tokoh ekonomi terkenal seperti Adam Smith dan David Ricardo. Demikian pula Thomas Robert Malthus sudah melihat lebih awal bahwa pertumbuhan penduduk akan selalu mengikuti deret ukur, sedangkan pertumbuhan pemuas kebutuhan manusia, khususnya pangan akan meningkat sesuai dengan deret hitung, sehingga manusia di muka bumi ini pada sesuatu saat akan mengalami kekurangan bahan makan dan kebutuhan lainnya.
            Tersedianya sumberdaya alam dibumi ini adalah terbatas baik dalam arti kuantitas maupun dalam arti kualitas. Kemudian karena kuantitas sumberdaya yang tinggi kualitasnya ini akan habis, manusia beralih menggunakan sumberdaya alam yang lebih rendah kualitasnya.
            Pendapat kelompok pesimis ini dapat kita sederhanakan sebagai berikut:
1.)    Dunia ini terbatas adanya, sehingga terbatas pulalah sumberdaya alam yang ada, dan ini membatasi pula sumberdaya alam yang ada, dan ini membatasi pulau tersedianya barang-barang produksi kebutuhan manusia.
2.)    Hampir semua kegiatan produksi saat ini pertumbuhannya bersifat eksponensial.
3.)    Produksi barang dan jasa pasti akan berhenti bila batas persediaan sumberdaya alam itu sudah tercapai.
4.)    Batas persediaan itu akan segera tercapai.
5.)    Batas dalam proses menuju batas tersebut bersifat kehancuran.
6.)    Akhirnya harus berusaha untuk mengubah tendensi pertumbuhan yang sifatnya eksponensial itu dan membatasi kegiatan manusia sesuai dengan batasan-batasan alamiah. 





MODUL Pengetahuan Lingkungan
Disusun Oleh:




SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP) MAGELANG
JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN
2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar